HEADLINES
Mode Gelap
Artikel teks besar

Geger Alami Kebocoran Air, Perumdam TDA Rugi Milyaran Perbulan. Uho Al - Khudri : Mampu Tidak Dirut Bebaskan dari Kerugian Milyaran Rupiah?


INDRAMAYU - PANTURA HEADLINES
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Darma Ayu (Perumdam TDA) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan tajam. Pasalnya, BUMD kebanggaan masyarakat Indramayu itu disebut-sebut mengalami kebocoran air cukup tinggi hingga menimbulkan kerugian mencapai miliaran rupiah setiap bulannya.

Kabar kerugian tersebut sontak memantik pertanyaan publik. Sejak kapan kerugian itu sebenarnya terjadi dan siapa yang bertanggung jawab?

Pasalnya, belum genap satu bulan sejak hadirnya dua pimpinan baru Direktur Utama Nurpan dan Direktur Umum Sunaryo tiba-tiba muncul pemberitaan di sejumlah media online bahwa Perumdam Tirta Darma Ayu menelan kerugian besar hingga miliaran rupiah.

Tokoh masyarakat sekaligus pelanggan Perumdam TDA, Uho Al-Khudry, M.Ag, mengaku terkejut mendengar kabar tersebut. “Saya kaget begitu tahu Perumdam dikabarkan rugi miliaran rupiah. Selama Jojo Sutarjo menjabat sebagai Pjs Dirut, tidak pernah terdengar kabar kerugian sebesar itu,” ujar Uho kepada awak media, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, pernyataan Dirut Nurpan yang menyebut Perumdam mengalami kebocoran hingga 34 persen atau setara Rp8 miliar per bulan, justru menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.

“Kalau memang kebocoran itu sudah lama terjadi, kenapa baru sekarang disampaikan ke publik? Apa yang dilakukan Jojo selama menjabat sebagai Pjs Dirut? Dan bagaimana dengan proyek pengadaan miliaran rupiah di tahun 2025 itu, kenapa belum terlihat hasilnya?” sindir Uho.

Uho menambahkan, masyarakat pelanggan sudah paham bahwa kebocoran air sebagian besar disebabkan oleh kondisi pipa lama berbahan logam yang mudah berkarat. Namun yang menjadi ganjalan, kata dia, adalah kenapa fakta ini baru diungkap pada masa kepemimpinan Nurpan.

“Ini jadi aneh. Selama enam bulan Jojo menjabat, semua terlihat aman-aman saja. Tapi sekarang, tiba-tiba diumumkan bahwa Perumdam merugi besar. Ada apa?” lanjutnya.

Lebih jauh, Uho menilai saat inilah kapasitas dan integritas Dirut Nurpan benar-benar diuji. “Apakah Nurpan berani beberes di internal Perumdam, atau cuma pandai berstatemen tanpa tindakan nyata?” tegasnya.

Menurutnya, banyak hal yang harus segera dibenahi oleh Nurpan. Bukan hanya soal rotasi pejabat internal yang masih didominasi oleh “angkatan 97”, tetapi juga tentang transparansi proyek pengadaan tahun 2025 yang nilainya mencapai miliaran rupiah.

“Kalau Nurpan tidak berani menyentuh akar masalah di tubuh Perumdam, ya sebaiknya mundur saja. Masyarakat butuh direksi yang tegas, transparan, dan berpihak pada pelanggan. Bukan direksi yang cuma pandai buat proyek tapi ujung-ujungnya perusahaan tetap rugi,” tandas Uho.

Uho juga menegaskan agar Nurpan membuka secara terang-benderang proyek pengadaan di tahun 2025 tersebut agar publik tahu ke mana arah dana itu digelontorkan.

“Nurpan sebaiknya mundur saja jika tidak mampu mengambil sikap tegas. Jangan hanya bicara rugi miliaran tanpa berani mengungkap penyebabnya,” ujarnya menutup.

Kini, publik menanti langkah nyata Dirut Nurpan. Mampukah ia membebaskan Perumdam TDA Indramayu dari jeratan kerugian besar sekaligus menuntaskan dugaan masalah pengadaan proyek ditahun 2025?

Atau justru, seperti dugaan sebagian pihak, Nurpan akan terjebak dalam bayang-bayang ‘borok lama’ yang belum tersentuh di tubuh Perumdam TDA Indramayu? (Jujun/PH) 
Posting Komentar