Kontroversi Dirtek Perumdam Makin Memanas. Upaya Pemeriksaan Kepada Karyawan Temui Jalan Buntu
Oktober 08, 2025
INDRAMAYU - PANTURA HEADLINES
Dinamika internal Perumdam Tirta Darma Ayu (TDA) Indramayu kembali mencuat atas langkah Direktur Teknik (Dirtek), Jojo Sutarjo, yang diduga melakukan pemeriksaan internal terhadap sejumlah karyawan. Langkah ini diambil Jojo untuk mencari tahu siapa yang membocorkan informasi terkait dugaan dirinya pernah menyampaikan ujaran kebencian.
Beberapa karyawan dari level manajer, supervisor, hingga staf biasa mengaku dimintai keterangan langsung oleh Jojo. Alih-alih menenangkan suasana, sikap ini justru dinilai sebagai bentuk tekanan terhadap karyawan.
Melalui WhatsApp Grup Pejabat Perumdam TDA, Jojo mencoba memberikan klarifikasi. Ia membantah pernah melontarkan ujaran kebencian kepada siapa pun, termasuk soal penolakan terhadap calon direksi baru. Dan beginilah kalimat yang dibuat oleh Jojo.
"Assalamualaikum wr wb
dengan adanya berita adu domba, berita negatif tentang saya, perlu saya sampaikan bahwa saya tidak pernah berstatement menyampaikan ujaran kebencian atau ketidaksukaan terhadap calon direksi mendatang siapapun itu
Yang pernah ikut rapat yang pernah apel bisa dibuktikan bahwa saya tidak pernah mengucapkan ujaran kebencian
Saya sudah bekerja maksimal sebaik-baiknya segenap kemampuan untuk membawa perusahaan ini tetap berjalan dengan baik
Tetapi sangat wajar ketika ada orang yang belum puas
*saya tidak bisa melarang orang untuk tidak bicara, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak menulis*
tapi saya percaya apa yang saya lakukan diniatkan baik untuk perusahaan insyaallah hasilnya baik
Saya mengajak untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang memanfaatkan situasi baik itu yang pro dan kontra
demikian terima kasih
Namun, pernyataan ini justru memicu pertanyaan publik. Hal ini disampaikan Ketua LSM Putra Dermayu Abdul Hidayat, SH menyebut bahwa Jojo kerap kali mengulang-ulang narasi soal masa jabatan direksi baru yang hanya 1,5 tahun seolah mempertanyakan legitimasi atau keseriusan kepemimpinan yang akan datang.
"Jika memang beliau tidak menyebarkan ujaran kebencian, kenapa narasi soal 1,5 tahun masa jabatan itu sampaikan di saat apel dan di rapat? Kami jadi bertanya-tanya, apakah Pak Jojo tidak senang dengan kehadiran Direksi baru?” ujar Abdul Hidayat yang kerap disapa Abdul Hidayat.
Sikap Jojo yang dianggap terlalu dominan menyuarakan kekhawatiran soal masa jabatan direksi baru menuai kritik tajam. maka, sangat disayangkan cara komunikasi Jojo yang dinilai justru memperkeruh suasana, bukannya memberi motivasi membangun semangat kerja.
"Sebagai pejabat tinggi, harusnya memberi semangat dan stabilitas, bukan menyebar opini yang membuat suasana makin tegang," tegasnya.
Narasi yang terus dihembuskan Jojo juga dianggap bertentangan dengan semangat korporasi yang seharusnya menciptakan sinergi antar pejabat dan karyawan. Alih-alih fokus pada kinerja dan pelayanan, ruang-ruang kerja internal justru diramaikan dengan perbincangan soal sikap Dirtek yang dinilai tidak profesional.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari manajemen Perumdam TDA terkait dugaan tekanan dan ancaman terhadap wartawan dalam proses klarifikasi yang mengaku suruhan Jojo.
Ketidakhadiran suara dari pucuk pimpinan ini menambah kegelisahan para karyawan, yang merasa seolah-olah tidak mendapat perlindungan dalam dinamika internal perusahaan. (Jujun/PH)